UNTUK kali pertama, saya berkesempatan menginjakkan kaki di tanah Sumatera. Tepatnya di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Itu saya lakukan setelah mendapat undangan dari KPU RI. Tajuknya Bimbingan Teknis Penanganan Pelanggaran Administratif dan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu Tahun 2024. Mulai Selasa (4/4) hingga Kamis (6/4). Lokasinya di kawasan Harbour Bay. Yang konon merupakan kawasan pelabuhan internasional. Sebab, sejauh mata memandang, kita bisa melihat negara Singapura yang ada di seberang lautnya. Keren sekali!
Berkesan. Itulah yang dapat saya ungkapkan. Saya berangkat bersama Kasubbag Hukum dan SDM KPU Pacitan Danang Kuntadi. Kebetulan, undangannya memang Divisi Hukum dan Pengawasan bersama kasubbag-nya, untuk separo wilayah di Indonesia kawasan timur. Tepatnya, 22 KPU provinsi dan 257 KPU kabupaten/kota se-Indonesia. Separonya lagi, khususnya yang wilayah barat, acara serupa dipusatkan di Surabaya.
Saya dan Pak Danik-sapaan karib Danang Kuntadi-, sama-sama belum pernah menghirup atmosfer tanah Sumatera. Jadi, ini menjadi pengalaman yang berkesan bagi kami berdua.
Kami berangkat pada Senin (3/4) dini hari. Melalui bandara YIA Kulonprogo, Yogyakarta. Sahur gudeg di batas kota Yogya, kemudian berlanjut menaiki kereta bandara dari Stasiun Tugu pukul 04.35 WIB. Pesawat kami, dijadwalkan take off pukul 07.00 WIB. Dari Yogyakarta menuju Batam, ditempuh selama 125 menit atau sekitar dua jam. Kebetulan penerbangan ini tanpa transit. Pukul 09.05 WIB, kami tiba di bandara Hang Nadim Batam.
Di bandara Batam, rupanya KPU Provinsi Kepri sudah menanti dengan menyiapkan kendaraan shuttle menuju lokasi penginapan. Kebetulan, saya satu kendaraan dengan teman-teman dari KPU di wilayah Yogyakarta. Mulai dari KPU Gunungkidul hingga KPU Kulonprogo. Baru tahu di kendaraan itu, rupanya kami satu pesawat. Jadinya, setelah awalnya canggung berkenalan bahasa Indonesia, selanjutnya mencair guyonan dengan Bahasa Jawa.
Keluar bandara, perjalanan menuju penginapan, saya melihat kiri dan kanan wilayah Batam. Gumam saya, wilayah ini sepertinya tengah getol-getolnya membangun infrastruktur. Sebab, banyak lahan diratakan di kiri-kanan jalan. Padahal jalan yang saya lewati, sudah lumayan lebar untuk ukuran jalan arteri dalam kota. Begitulah, perjalanan keberangkatan saya ke Batam, kota yang dijuluki sebagai Bandar Dunia Madani ini.
Acara baru dimulai pada Selasa (4/4) siang. Dibuka langsung ketua KPU RI Hasyim Asyari. Dalam sambutannya, komandan Hasyim menyampaikan bahwa tujuan bimtek ini untuk memperkokoh daya tahan KPU sebagai lembaga dalam menghadapi berbagai laporan, gugatan maupun permohonan ke berbagai lembaga peradilan. Usai bimtek, seluruh peserta diharapkan terampil dalam menyusun argumentasi, pemetaan permasalahan, hingga penyiapan alat bukti dalam perkara-perkara yang akan dihadapi.
Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan sejumlah narasumber. Di antaranya anggota DKPP RI Muhammad Tio Aliansyah, Kasubdit Penyelenggaraan Pemerintahan Jamdatun Kejaksaan Agung Hari Wahyudi, hingga praktisi hukum Heru Widodo.
Pada hari kedua bimtek, Rabu (5/4), digelar simulasi proses pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik badan adhoc. Beberapa teman-teman dari KPU kabupaten/kota berkesempatan untuk mencoba menjadi majelis pemeriksa, pihak pengadu, pihak teradu, pihak terkait hingga saksi. Semacam sidang semu.
Praktik sidang semu ini, makin mengenalkan kami di KPU kabupaten/kota mengenai proses beracara. Meski, sebelumnya, kami di KPU Pacitan juga pernah menggelar kegiatan serupa ketika menangani dugaan pelanggaran kode etik badan adhoc saat Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pacitan Tahun 2020 lalu. Usai maraton kegiatan, Rabu malam, acarapun dipungkasi. Ketua KPU RI menutup langsung bimtek yang bagi saya keren ini.
Di sisi lain, di sela-sela kegiatan bimtek, saya sempat bersilaturahmi dengan kawan lama yang kebetulan tinggal di Batam. Yang saat kami sekolah di Pacitan dulu, dia begitu baik kepada saya. Kebaikannya bahkan tidak pudar setelah kami lama tidak bertemu. Mungkin sekitar 19 tahun lamanya. Begitupun dengan Pak Danik. Beliau begitu antusias ketika bertemu dengan teman masa kecilnya. Dari cerita-cerita mereka, saya meyakini bahwa ada banyak masyarakat Pacitan yang tinggal di Batam. Mengadu nasib sedari mudanya. Sehat-sehat selalu saudaraku.
Dengan mengiris jadwal kegiatan yang padat, saya berkesempatan mengunjungi beberapa spot landmark-nya kota Batam. Seperti kawasan Welcome to Batam (WTB), jembatan Barelang, pusat perbelanjaan Nagoya, hingga berkesempatan beribadah di Masjid Agung Batam yang tengah direnovasi usai insiden kebakaran beberapa pekan yang lalu. Semuanya berlangsung singkat. Berkejaran dengan padatnya acara utama.
Merasakan pula sejumlah kuliner khas-nya Batam. Salah satunya adalah Gonggong. Makanan semacam keong, yang konon katanya bisa meningkatkan gairah. Namun, kondisi tersebut langsung saya netralkan dengan meminum kelapa muda satu butir utuh, haha!
Berkesan sekali bagi saya, berada di Batam dalam waktu yang singkat. Apalagi, selain sebagai pengalaman perdana pergi ke Sumatera, momentum perjalanan dinas ini sekaligus sarana silaturahmi bersama teman-teman lama. Sebagaimana riwayat sebuah hadist yang mengatakan bahwa menyambung silaturahmi adalah ikhtiar untuk memanjangkan umur, meluaskan rezeki serta dijauhkan dari kematian yang buruk. Semoga!
Kamis (6/4) sore saya meninggalkan Batam. Meninggalkan kenangan singkat namun berkesan. Meninggalkan pengalaman yang seumur-umur baru saya dapatkan: menginjakkan kaki di luar Pulau Jawa. Indonesia memang benar-benar luas. Pesawat kami take off pukul 16.15 WIB. Jika sebelumnya kami berangkat dari bandara Yogyakarta, kali ini dari Batam saya akan landing di bandara Juanda Sidoarjo.
Ya, usai kegiatan dari Batam, acara saya berlanjut untuk kegiatan rapat koordinasi di Pasuruan. Acaranya KPU Jawa Timur. Tajuknya: Rakor Pengawasan Internal dalam rangka Penegakan Etik Badan adhoc. Dari bandara Juanda menuju lokasi acara berikutnya, saya menumpang rombongannya Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Kabupaten Pasuruan H Erik Zainuri.
Acara di Pasuruan ini, selain saya dan kasubbag hukum dan SDM, juga diikuti oleh Ketua, Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM serta sekretaris kabupaten/kota se-Jawa Timur. Artinya, di Pasuruan, saya disusul oleh rombongan dari Pacitan.
Kegiatan ini juga digelar cukup padat. Mulai Jumat (7/4) hingga Minggu (9/4). Dibuka langsung ketua KPU Jawa Timur. Pembukaannya di aula KPU Kabupaten Pasuruan. Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, anggota DKPP RI Muhammad Tio Aliansyah.
Usai materi DKPP, dilanjutkan pengarahan dari seluruh komisioner KPU Jawa Timur. Termasuk pendalaman materi yang disampaikan Divisi SDM dan Litbang KPU Jawa Timur Rochani serta Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Jawa Timur M Arbayanto. Puncak acara, dilakukan simulasi pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik badan adhoc.
Minggu (9/4), saya baru tiba di Pacitan kembali. Usai menempuh perjalanan yang begitu mengesankan! (*)