Saatnya Verifikasi Faktual

TAHAPAN verifikasi faktual (verfak) partai politik (parpol) akhirnya datang. Sesuai tahapan, jadwalnya mulai Sabtu (15/10) hingga 4 November 2022 mendatang. KPU Pacitan membagi jadwal dua gelombang verfak: kepengurusan dan keanggotaan. Verfak kepengurusan dijalankan selama tiga hari, mulai Senin (17/10), Selasa (18/10) dan Rabu (19/10). Sedangkan verfak keanggotaan dijadwal mulai Kamis (20/10) hingga Jumat (4/11).

Kata teman-teman di sekretariat KPU Pacitan, verfak ini biasanya meninggalkan kesan. Sebab, momen ini dilakukan dengan turun langsung ke masyarakat. Setelah menjalani hampir sepekan terakhir, benar sekali kata teman-teman tersebut. Pada tulisan kali ini, saya akan membagikan cerita perjalanan verfak di Pacitan. Sudah siap membaca kisahnya?

Saya akan memulai cerita dari alur verfak kepengurusan. Pada tulisan pekan kemarin, saya sampaikan bahwa di Kabupaten Pacitan terdapat tujuh parpol yang memenuhi syarat untuk dilakukan proses verfak. Selanjutnya, ketujuh parpol ini dibagi jadwal verfak kepengurusannya dalam tiga hari. Pertama pada Senin (17/10) pagi, kami di KPU Pacitan mendatangi kantor pengurus Partai Ummat. Siangnya ke Partai Gelora dan pada malam hari di Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

Berlanjut Selasa (18/10), giliran verfak di kantor Partai Garuda pagi harinya dan Partai Hanura pada siang hari. Malamnya, kami gunakan waktu untuk melaksanakan rapat pleno rutin. Membahas agenda kegiatan selama sepekan ke depan, sekaligus evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.

Di hari ketiga, Rabu (19/10), proses verfak dilakukan pada kantor Partai Perindo pagi hari dan di kantor Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada siang harinya. Malam hari, KPU Pacitan mengundang pimpinan tingkat kabupaten dari ketujuh parpol yang telah dilakukan verfak kepengurusan tersebut, untuk menyamakan persepsi kembali. Khususnya menjelang persiapan verfak keanggotaan.

Selama proses verfak kepengurusan, kedatangan tim KPU Pacitan ini memastikan bahwa kepengurusan di sejumlah partai tersebut, sesuai dengan dokumen verifikasi administrasi. Ada tiga hal utama yang dilakukan verfak. Pertama adalah berkaitan dengan domisili kantor, berikutnya mengenai keterwakilan perempuan, serta yang ketiga berkaitan dengan validitas pengurusnya.

Usai proses verfak kepengurusan, berlanjut pada verfak keanggotaan. Verfak ini, dibagi berbasis kecamatan. Sehingga, seluruh tim KPU Pacitan diterjunkan ke tiap-tiap kecamatan secara bergiliran. Inilah momen-momen yang penuh tantangan dan cerita dari teman-teman verifikator.

Dimulai pada Kamis (20/10). Pagi sebelum berangkat, diawali dengan apel bersama antara KPU dan Bawaslu Pacitan, di halaman kantor KPU Pacitan. Ketua KPU dan ketua Bawaslu Pacitan, memberikan arahan secara bergantian. Usai apel, seluruh tim diberangkatkan. Tim dari KPU Pacitan, ada yang dibersamai oleh personil dari Bawaslu Pacitan.

Pada hari pertama verfak keanggotaan ini, titik verfaknya dipusatkan pada Kecamatan Sudimoro. Kecamatan paling ujung, sebelah timur. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Trenggalek. Saya sendiri, masuk dalam Tim 1. Kala itu, tujuannya adalah Desa Gunungrejo dan Desa Klepu, Kecamatan Sudimoro. Hal yang menarik adalah, untuk kembali pulang, kami harus memutar melewati Desa Besuki, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek. Sudah antar kota dalam provinsi, seperti tulisan pada badan bus antar kota, yang seringkali disingkat AKDP.

Jumat (21/10), giliran verfak keanggotaan di Kecamatan Tegalombo. Kali ini, tantangan yang dihadapi adalah cuaca hujan lebat. Karena setiap hari sudah terpetakan wilayah yang harus dilakukan verfak, akhirnya cuaca yang kurang bersahabat ini pun harus diterjang. Beberapa titik juga mengalami longsor. Walhasil, teman-teman verifikator harus menunggu proses evakuasi longsor tersebut, demi mendapatkan akses menuju lokasi yang akan dituju.

Wilayah berikutnya adalah Kecamatan Bandar. Tepatnya pada Sabtu (22/10). Saya dan tim, kebagian melakukan verfak di Desa Bandar dan Desa Kledung. Kecamatan ini juga jauh dari pusat kota. Di ujung utara, berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kami berangkat pagi-pagi. Beranjak siang, hujan sudah mulai turun, bahkan disertai petir.

Di tengah perjalanan mencari kitab suci, bukan, mencari rumah anggota parpol yang masuk data verfak, kami sempat salah jalan. Melewati jalan menanjak dan licin. Sempat, motor yang dikendarai Danang Kuntadi, salah seorang anggota tim kami, tergelincir dan jatuh. Luar biasa suasananya. Di tengah guyuran hujan, kami harus mengevakuasi motor yang jatuh di tikungan jalan menanjak. Itu pun, rupanya ujung jalannya buntu. Hingga akhirnya, kami harus kembali turun melewati jalanan ini, dengan menuntun motor karena begitu licinnya jalan yang harus dilalui. Orang Pacitan menyebutnya jalan makadam. Atau jalan yang dibentuk dari susunan bebatuan.

Di tengah perjalanan, kami sempat diminta mampir di rumah warga. Tawaran ini muncul ketika di tengah guyuran hujan, kami menanyakan petunjuk arah jalan di salah satu rumah warga. Mengingat kondisi hujan dengan petir yang cukup aduhai, akhirnya kami putuskan mampir sebentar. Obrolan ringan pun terjadi di antara kami. Ditemani kopi panas dan pisang hasil kebun. Sayangnya, saya lupa siapa nama si empunya rumah. Saking gayengnya obrolan sore itu.

Selanjutnya pada Minggu (23/10), proses verfak giliran dipusatkan di Kecamatan Nawangan. Saya dan tim kebagian Desa Pakisbaru. Desa tempat berdirinya monumen Jenderal Sudirman yang tersohor itu. Sebelum berangkat menyisir anggota parpol satu persatu, kami lebih dulu kulo nuwun kepada Pak Sumadi, sekretaris Desa Pakisbaru. Di rumahnya, Sumadi memanggil sejumlah kepala dusun tempat kami akan melakukan proses verfak. Kami diberikan gambaran arah-arah mana saja, rumah yang akan kami cari.

Kami juga sempat dibantu oleh salah seorang ketua RT di Dusun Tempel, Desa Pakisbaru. Ketua RT-nya ini perempuan. Anaknya masih kecil, usianya sekitar 3,5 tahun. Sambil menggendong anaknya, kami diantar untuk ditunjukkan satu per satu rumah yang akan kami verfak. Hingga akhirnya, pada saat hujan turun, proses verfak pun selesai.

Momen verfak pekan pertama ini sungguh mengesankan. Beruntung, masyarakat yang kami datangi juga cukup welcome dengan kehadiran kami. Hal ini memudahkan proses verfak yang dilakukan. Berikut pemangku wilayah setempat, juga komunikatif ketika diminta petunjuk arah. Terima kasih kami untuk seluruh pemangku wilayah yang telah berkenan memberikan petunjuk saat proses verfak sepekan terakhir ini. (*)