Rakor Rasa “Temu Kangen” di Jakarta

Oleh: Aswika B. Arfandy*)

 

SYAIR mendung tanpo udan-awas apabila membaca sambil refleks nyanyi-lagu ciptaan Kukuh Prasetya Kudamai yang sempat dipopulerkan Ndarboy Genk dan Denny Caknan ini, sepertinya tidak berlaku pagi ini, Senin (8/8). Sebab, di Pacitan, mendungnya barengan dengan udan. Ditemani rintik hujan, pagi ini pula, saya baru saja datang dari Jakarta. Ya, pada Jumat (5/8) hingga Minggu (7/8), saya dan teman-teman divisi hukum pengawasan bersama kasubbag hukum dan SDM se-Indonesia mendapatkan undangan KPU RI. Untuk rapat koordinasi. Di Ancol. Kawasan wisata yang terkenal itu. Apa saja agendanya?

Nanti dulu cerita tentang Jakarta-nya. Saya mulai tulisan ini dengan sedikit flashback kegiatan KPU Pacitan sepekan terakhir. Awal pekan, Senin (1/8), ada yang berbeda pada apel rutin KPU Pacitan. Ketua Bawaslu Pacitan Berty Stefanus HRW, didaulat menjadi pembina apel. Sengaja. Sebagai bangunan sinergi KPU-Bawaslu di daerah. Yang notabene sesama penyelenggara pemilu. Mantan sekretaris KPU Pacitan ini menekankan empat modal menjalankan tahapan pemilu. Yakni soliditas, integritas, mental dan profesional. Disingkat SIM-P.

Setelah apel rutin “spesial” berakhir, kemesraan KPU-Bawaslu ini dilanjutkan dengan sarapan. Sebagaimana pepatah: awali pagi dengan sarapan. Sebab apabila diawali senyuman, agak siang dikit, sudah mulai lapar. Menu sarapannya pun istimewa. Khas Pacitan: nasi berkat!

Teman-teman pembaca tahu apa itu nasi berkat? Semacam nasi bungkus. Dibungkus dengan daun jati. Nasi biasa. Topping-nya yang melimpah. Serundeng, oseng mie-tempe-pepaya-cabe, plus tukulan kacang tolo. Lauknya rempeyek, tempe dan telor goreng. Biasanya, makanan ini menjadi buah tangan. Saat hajatan pernikahan. Di desa-desa, di Pacitan. Duh, jadi kepingin!

Kita lupakan dulu masalah nasi berkat. Usai apel, KPU Pacitan menggelar rapat pleno rutin. Untuk mengevaluasi kegiatan sepekan terakhir dan merencanakan agenda sepekan ke depan.

Kegiatan lain pada sepekan terakhir, adalah standby di help desk pendaftaran, verifikasi dan penetapan parpol peserta pemilu. Layanan ini, dipusatkan di ruang rumah pintar pemilu (RPP) KPU Pacitan. Setiap harinya, anggota bawaslu Pacitan hadir menemani petugas piket help desk. Datang bergantian. Ruang layanan ini, dibuka sejak dimulainya tahapan pendaftaran, verifikasi dan penetapan parpol peserta pemilu. Pada awal Agustus 2022 ini.

Selain itu, sepekan terakhir juga dilakukan roadshow di sejumlah perguruan tinggi di Pacitan. Semacam anjangsana. Agendanya hanya satu: persiapan penandatanganan kerja sama. Anjangsana pertama dilakukan di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Pacitan. Saya, ketua dan divisi sosdiklih parmas SDM, diterima langsung Ketua STKIP PGRI Pacitan Dr Mukodi, M.Si. Bersama sejumlah unsur pimpinan lembaga ini.

Mukodi menegaskan komitmen lembaganya untuk menyukseskan pemilu maupun pemilihan 2024. Sejumlah agenda juga menjadi obrolan hangat pagi itu. Ditemani teh hangat dan “teman-temannya”. Plus, aroma-aroma skripsi. Khususnya rencana rekrutmen badan adhoc dengan seleksi computer assisted test (CAT). Yang pernah dilaksanakan pula sebelumnya. Saat seleksi badan adhoc pemilihan bupati dan wakil bupati Pacitan tahun 2020.

Usai dari STKIP, rombongan kami beranjak ke Institut Studi Islam Muhammadiyah (ISIMU). Diterima langsung oleh pak rektor Dr Ahmadi, M.Pd.I. Dengan semangat yang sama, Ahmadi menegaskan lembaganya siap menjadikan pemilu dan pemilihan 2024, makin berkualitas. Termasuk, rencana kerjasama riset mengenai kepemiluan di Pacitan. Apalagi, kampus ini juga memiliki jurnal yang keren. Namanya At-Tajdid. Terakreditasi Sinta (science and technology index) 4 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tidak berhenti di dua lembaga tersebut. Roadshow diteruskan ke Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fattah (STAIFA). Diterima langsung ketuanya: Dr Heri Cahyono Putro, M.Pd. STAIFA merupakan bagian dari lembaga pendidikan pondok pesantren Al Fattah di Kecamatan Arjosari. Selanjutnya menuju Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU). Diterima Ketua STAINU Muh Syuhada’ Subir, SH.I, MA dan unsur pimpinan dari lembaga pendidikan tinggi naungan NU Pacitan tersebut. Serta berakhir di Ma’had Aly Al-Tarmasi. Lembaga pendidikan tinggi naungan perguruan Islam pondok Tremas ini, KPU Pacitan diterima Zanuar Mubin, M.E, sekretaris lembaga ini. Serta beberapa pengurus lainnya.

Kamis (4/8) malam, ketua, divisi sosdiklih parmas SDM dan divisi perencanaan data dan informasi, melakukan sosialisasi tahapan pemilu 2024 kepada organisasi perempuan: forum alumni HMI-wati (Forhati) Pacitan. Ini merupakan kegiatan tematik KPU Pacitan. Khususnya dengan sasaran komunitas pemilih perempuan. Sedangkan saya, berangkat ibu kota!

Saya ke Jakarta bersama Danang Kuntadi, kasubbag hukum dan SDM KPU Pacitan serta driver kantor bernama Warimin. Jumat (5/8), hari pertama di Jakarta, acara dimulai dengan pembukaan. Acara ini diikuti 1130 peserta. Terdiri dari 102 orang dari KPU Provinsi (masing-masing 34 orang komisioner, kabag dan kasubbag) serta 1028 dari KPU Kabupaten/Kota (masing-masing 514 orang komisioner dan kasubbag). Begitu kata Deputi Bidang Dukungan Teknis KPU RI Eberta Kawima, saat menyampaikan laporan kegiatan.

Seluruhnya duduk dalam satu ruang besar. Besar sekali. Mungkin di Pacitan, belum ada ruangan indoor sebesar itu. Bahkan bisa dibuat beberapa petak lapangan futsal. Dari Aceh sampai Papua. Semua menyatu dalam kebersamaan melalui forum yang dipusatkan di Hotel Mercure Ancol tersebut. Acaranya benar-benar meriah dan keren. Judul besarnya: Rapat Koordinasi Penanganan Potensi Permasalahan Hukum pada Tahapan Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR dan DPRD.

Kesempatan ini, sekaligus ajang “temu kangen” divisi hukum dan kasubbag hukum se-Jatim pada khususnya. Selain rekan-rekan dari Jatim, saya sendiri sempat bertemu beberapa rekan dari berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya, bertemu bang Feri Mei Efendi. Dulu, dia mentor saya di organisasi kemahasiswaan. Saat ini, jabatannya divisi hukum dan pengawasan KPU Penajam Paser Utara (PPU). Wilayah yang ditetapkan sebagai ibu kota nusantara (IKN).

Beranjak ke dalam ruang acara. Pembukaan diisi pengarahan dari para komisioner KPU RI. Banyak pesan-pesan penting yang disampaikan. Ketua Hasyim Asy’ari bahkan memberikan beberapa pertanyaan spontan. Semacam pendalaman. Pemahaman mengenai situasi wilayah masing-masing peserta.

Hari kedua, diisi materi-materi. Sejak pagi hingga malam. Narasumber sesi pertama, anggota Bawaslu RI Totok Hariyono dan Ketua DKPP RI Prof Dr Muhammad. Totok menekankan penyelenggara pemilu harus mampu membangun trush atau kepercayaan publik. Berupa integritas dan profesionalisme. Hal ini kemudian dikuatkan oleh pemaparan Prof Muhammad. Menurutnya, penyelenggara pemilu harus menjadi part of solution. Menjadi solusi!

Pada sesi kedua, materi bertajuk tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian dalam sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP). Narasumbernya Inspektur Utama KPU RI Nanang Priyatna dan Inspektur Wilayah II Adiwijaya Bhakti. Dan pada sesi terakhir, diisi materi mengenai PKPU Nomor 4 Tahun 2022 oleh divisi teknis penyelenggaraan KPU RI Idham Holik serta materi identifikasi permasalahan hukum oleh divisi hukum dan pengawasan KPU RI Mochammad Afifuddin.

Idham Holik berharap pemilu 2024, zero permasalahan. Alias nihil permasalahan hukum. Pada tahapan pendaftaran calon peserta pemilu, KPU RI menerapkan kebijakan lesspaper. Berupa penggunaan sipol. Hal tersebut merupakan tekad KPU RI memanfaatkan kemajuan teknologi. Tujuannya: menjadikan pemilu semakin baik. Sedangkan Afifuddin, menekankan bahwa divisi hukum dan pengawasan memiliki peran krusial. Salah satunya menjadi jawaban, atas segala permasalahan yang muncul di tiap-tiap tahapan.

Acara ditutup pada malam hari. Ketua KPU RI, dalam sambutan penutupnya menekankan bahwa KPU merupakan penyelenggara pemilu yang mengelola administrasi. Dan tahapan saat ini, titik konsentrasinya berada di ranah KPU RI.

Begitulah. Hingga akhirnya Minggu (7/8) siang saya kembali ke Pacitan. Sampai Pacitan, disambut dengan rintikan hujan Senin (8/8) pagi. Pagi berkah 10 Muharram 1444 hijriah, bertepatan dengan hari asyura. Hari yang diawali dengan mendung nganggo udan! (*)

 

 

*) Penulis adalah Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Kabupaten Pacitan