Hai #sobatJDIHKPUKotaBogor
Dr. Bambang Wahyu, Kadiv Hukum dan Pengawasan KPU Kota Bogor menjadi Narasumber dalam kegiatan Diskusi Kepemudaan "Anak Muda dan Demokrasi Kita" yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Generasi Muda Pembangunan Indonesia Kota Bogor (PC GMPI) yang turut di hadiri oleh Wakil Walikota Bogor, Dedie A. Rachim, M.A. pada hari Sabtu, 23 Juli 2022 bertempat di Aula Gedung DPRD Kota Bogor pada pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.
Dalam kegiatan tersebut, Dr. Bambang Wahyu menyampaikan poin-poin Demokrasi dalam tulisan berjudul "Demokrasi Kita dan Nalar Politik Anak Muda".
Demokrasi Kita dan Nalar Politik Anak Muda
[ by BW ]
Mengapa Demokrasi?
1. Demokrasi menjadikan manusia sebagai tujuan bukan alat kekuasaan (bedakan dengan aristokrasi, teokrasi, totalitarianisme)
2. Dalam demokrasi, semua orang memiliki hak untuk berkuasa (hak dipilih dan hak memilih diatur dalam UUD 45)
3. Demokrasi mengagungkan proporsionalitas kekuasaan. Yang menang dan yang kalah memiliki kesempatan menjalankan peran politiknya. Cak Nur "majority rule minority right" . Ketika mayoritas menguasai kekuasaan, hak-hak minoritas tetap diperjuangkan.
4. Demokrasi menjamin pergantian kekuasaan secara reguler (demokrasi elektoral) sehingga tidak terjadi "pembekuan kekuasaan".
5. Ini yang paling penting. Demokrasi adalah sebuah open system. Ia tidak "taken for granted" sebagai ideologi. Ia selalu menempatkan diri dalam proses dinamis, in the making . Demokrasi membuka diri untuk disematkan beragam konstruksi dan modifikasi ideologis.
Apa prasyarat antropologis demokrasi?
1. Menurut Zizek, demokrasi harus menjadi "ruang kosong" sehingga tidak ada kepemilikan terhadapnya dan semua warga negara memiliki akses yang setara terhadap demokrasi.
2. Dalam demokrasi, kekuasaan bersifat temporal. Tidak boleh ada yang mengklaim sebagai pemilik tunggal demokrasi
3. Menurut Laclau dan Mouffe, demokrasi harus mempromosikan antagonisme sebagai partisi ideologis sehingga yang berkuasa tidak dapat semena-mena menggunakan kuasanya tanpa oposisi dan kritik
4. Menurut Zizek, demokrasi membutuhkan political imaginary sebagai kesadaran transformatif mengganti keusangan struktur dengan kebaruan.
Nalar Politik Anak Muda
1. Anak muda menyusun skema ideologis demokrasi dalam beragam cara. "Citayam Street Festival" adalah ekspresi demokrasi dalam busana. Anak muda memahami fashion sebagai sistem ideologi yang menentang mistifikasi adibusana.
2. Mengembangkan "demokrasi digital" (cyberdemocracy) dengan mengganti ruang publik Habermasian menjadi mediated public sphere
3. Dalam demokrasi digital, ada pergeseran identitas ke anonimitas (multi-identitas) yang berimplikasi pada reduksi nilai hospitality, honesty, responsibility . Praktik diskursif warga ruang publik digital belum mampu menggantikan intimacy interaksi sosial.
4. Klaim validitas Habermasian dalam demokrasi belum menemukan justifikasi etis seperti sincerity, truthfulness, and rightness .[ ]
Terima kasih
#jdih
#jdihkpu
#jdihkpukotabogor
#kpumelayani
#pemiluserentak2024