Oleh Pita Anjarsari
Malang (10/6), Komisi Pemilihan Umum Kota Madiun menghadiri Kuliah Tamu Wawasan Kebangsaan sebagai pemateri dalam memberikan wawasan mengenai peran mahasiswa atau generasi muda dalam Pemilihan Umum tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 120 mahasiswa ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para mahasiswa yang saat juga menjadi pemilih pemula pada Pemilu tahun 2024 mendatang mengenai hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk turut mensukseskan gelaran penyelenggaraan Pemilu tahun 2024. Pita Anjarsari, Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Kota Madiun yang berkesempatan menjadi narasumber pada kegiatan ini memaparkan bagaimana proses Pemilu itu diselenggarakan, tujuan pemilu, urgensi pemilu hingga bagaimana peran serta atau partisipasi generasi muda dalam mensuskseskan Pemilu tahun 2024.
Pemilu 2024 mendatang akan digelar pada tanggal 14 Februari 2024. Tentu diharapkan masyarakat juga berperan terutama mahasiswa sebagai tonggak kemajuan negara di hari mendatang. Mahasiswa sebagai agen of change sudah semestinya mengetahui bagaimana mereka dapat memebrikan kontribusi dan partisipasinya dalam penyelenggaraan Pemilu tahun 2024. Mahasiswa harus turut andil dalam setiap rangkaian tahapan pemilu yang sudah dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mahasiswa harus bisa bergerak layaknya KPU maupun Bawaslu demi suksesnya pemilu. Mahasiswa dikenal dengan berpikir kritis. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan sumbangsih, bagaimana pengawasan yang baik agar pemilu berjalan jujur dan adil. Mahasiswa tentu punya ide kreatif yang sangat dibutuhkan oleh penyelenggara pemilu. Oleh sebab itu, butuh peran serta mahasiswa dalam kesuksesan pemilu melalui pengawasan partisipatif. Banyak hal yang bias dilakukan oleh mahasiswa dalam kontribusinya pada Pemilu tahun 2024, “Pada Pemilu Tahun 2024 kalian bisa mengambil peran menjadi penyelenggara di tingkat TPS baik sebagai KPPS atau pengawas TPS,” ungkap Pita pada paparan materinya. Petugas KPPS adalah salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan Pemilu, karena itu dibutuhkan orang-orang yang idealis, integritas, teliti, dan jujur sehingga proses pemungutan hingga penghitungan suara di TPS dapat berjalan sesuai dengan role of the game atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam perjalanannya, penyelenggaraan Pemilu tahun 2024 tentu tidak terlepas dari berita-berita hoax tentang Pemilu, maka dengan diselenggarakannya kuliah tamu ini KPU berharap mahasiswa dapat mengambil peran Bersama dengan KPU memerangi berita-berita hoax tentang pemilu. “Jangan berkontribusi ikut dalam huru-hara di medsos (media sosial). Lebih baik kreatif dalam menyebarkan hal positif mengenai penyelenggaraan Pemilu tahun 2024”, ucap Pita. Dia menjelaskan hal positif itu berupa menyebarkan konten yang mendidik, enlighten, empowerment, dan membangun karakter nasional mengenai penyelenggaraan Pemilu. Konten-konten positif itu dapat diambil dari media sosial atau website resmi Komisi Pemilihan Umum. Dengan perilaku bijak di media sosial, mahasiswa bakal mampu berkontribusi besar dalam memutus derasnya peredaran berita-berita hoax, fitnah, atau ujaran kebencian (hate speech). Sehingga mahasiswa bisa menjadi agent of change dalam mensukseskan Pemilu 2024 tanpa hoax. Pita juga mendorong agar generasi muda jangan cuma menjadi follower tapi harus menjadi trendsetter pada Pemilu tahun 2024. “Kami berharap adik-adik mahasiswa untuk posting hal-hal positif. Mahasiswa merupakan agent of change, karenanya kami menyasar kampus-kampus bertemu dengan mahasiswa di berbagai universitas untuk melakukan sosialisasi Pemilu tahun 2024”, lanjut Pita. “kalau sudah banyak yang berperan, mudah-mudahan informasi yang negatif tentang pemilu bisa tereleminasi karena ruang publik dipakai untuk informasi yang positif mengenai pemilu”, imbuhnya.
“satu lagi yang harus kita minimalisir Bersama adalah Golput, mahasiswa sebagai generasi yang paling kritis dan idealis sudah tentu harus menjadi pioneer anti golput pada Pemilu 2024”, ungkap Pita. Golput bukan pilihan yang tepat, pemilu sebagai manfestasi nilai-nilai demikrasi, sebagai sarana integrase bangsa dan juga sebagai sarana legitimasi pemimpin maka generasi mudah harus menggunakan hak pilihnya dan mahasiswa menjadi penggerak untuk mengajak semua generasi menggunakan hak pilih pada Pemilu tahun 2024 yang diselenggarakan pada 14 Februari mendatang. “Pemilu itu harapan untuk lebih baik, perubahan, yaitu berubah untuk lebih baik,” imbuh Pita. Momentum Pemilu 2024 harus didukung karena memberi kesempatan bagi kita, utamanya anak muda, ikut serta menentukan pemimpin Indonesia mendatang yang akan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mengakomodir kepentingan rakyatnya terutama anak muda. Dalam demokrasi, salah satu yang menjadi pilar pentingnya adalah kontribusi masyarakat secara langsung dan secara nyata dalam perubahan kepemimpinan dalam sebuah negara, dalam hal itu adalah berjalannya Pemilu. Melakukan golput pada pergelaran Pemilu 2024 mendatang sama sekali bukanlah sebuah pilihan. Terlebih, bagi para generasi milenial atau pemuda, yang mana justtu bagaimana nasib dan masa depan bangsa ini ke depannya berada dan ditentukan oleh tangan serta suara mereka. Sehingga memang golput bukanlah solusi.
Antusiasme mahasiswa yang hadir dalam Kuliah Tamu yang diselenggaran di Aua Gedung Kuliah Bersama II ini semakin meriah dengan diadakannya game berupa Q and A dan dialog interaktif mengenai penyelenggaraan Pemilu tahun 2024. Tentu bagi mereka yang berpartisipasi aktif dalam game dan dialog ini pulang tidak dengan tangan kosong karena KPU Kota Madiun telah menyiapkan merchandise icon Pemilu tahun 2024 sebagai bahan sosialisasi juga. Selain itu Pita juga mengajak para peserta untuk melakukan pengecekan DPT Online guna memastikan mereka telah terdaftar sebagai pemilih pada Pemilu Tahun 2024. Harapan dari kegiatan ini semakin banyak generasi muda yang peduli dan menjadi trendsetter pada Pemilu tahun 2024.